Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak arteri, jantung, mata, dan ginjal.
hipertensi tekanan darah tinggi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menetap dapat merusak arteri dan jantung. Di dunia Barat, sekurangnya 1 dari 5 orang menderita tekanan darah tinggi. Jika tidak ditangani, ia merupakan penyebab terbesar stroke.

Hipertensi berbahaya karena dapat menyebabkan kelelahan jantung dan arteri, menimbulkan kerusakan jaringan halus. Jika berlanjut tanpa penanganan, akhirnya merusak mata dan ginjal. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar pula risiko komplikasi, misalnya serangan jantung, penyakit arteri koroner, dan stroke, yang akan memperpendek usia Anda. Mengurangi tekanan darah walaupun hanya sedikit akan mengurangi risiko serangan jantung sebesar 20 persen.

Tekanan darah alami Anda sehari-hari tidak tetap, berbeda-beda sesuai dengan kegiatan, akan meningkat jika Anda berolahraga atau merasa tertekan dan menurun saat Anda beristirahat dan tidur. Tekanan darah juga bervariasi antar-orang, perlahan meningkat seiring penambahan usia dan berat badan.

Mengalami tekanan darah tinggi tidak langsung menyebabkan Anda jatuh sakit (pelajari: penyebab penyakit pada manusia). Sejumlah kecil orang menderita sakit kepala hanya jika tekanan darahnya sangat tinggi. Jika ini terjadi, Anda mungkin merasa pusing, penglihatan kabur, atau mimisan.

Penyebab Hipertensi

Walaupun gangguan ini sering terjadi pada pria, tidak ada penyebab tunggalnya. Semua faktor berikut dapat berkpntribusi:

  • kegemukan
  • minum alkohol dalam jumlah banyak atau sedikit
  • gaya hidup penuh stress
  • asupan garam berlebihan
  • tidak aktif secara fisik atau kurang berolahraga
  • penyakit ginjal.

Pada wanita hamil, perkembangan tekanan darah tinggi bisa menimbulkan pre-eklamsia dan eklamsia yang berpotensi mengancam nyawa. Namun kelainan ini biasanya kembali normal setelah kelahiran.

Apa yang bisa Anda lakukan

ntuk mendeteksi tekanan darah tinggi, Anda harus memeriksakan tekanan darah secara rutin setidaknya setiap dua tahun setelah berusia 30 tahun.

Jika tekanan darah Anda lebih tinggi dari 140/90 mmHg, dokter akan meminta Anda kembali berkunjung dalam beberapa minggu agar tekanan darah dapat diperiksa kembali.

Dokter biasanya tidak mendiagnosis hipertensi, kecuali Anda mengalami peningkatan tekanan darah dalam tiga kesempatan terpisah.

Dokter akan melakukan pemeriksaan berikut ini:

  • pemeriksaan jantung termasuk elektrokardiografi (EKG) atau ekokardiografi
  • pengecekan mata untuk mencari pembuluh darah yang rusak
  • pemeriksaan untuk mencari penyebab dasar. Misalya pemeriksaan urin dan darah serta USG untuk mencari penyakit ginjal atau gangguan hormon.

Adakah komplikasinya

Terdapat risiko kerusakan pembuluh darah arteri, jantung dan ginjal. Arteri yang rusak berisiko lebih besar mengalami aterosklerosis, yaitu timbunan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan himpitan dan hambatan aliran darah.

Setelah beberapa tahun, kerusakan arteri ginjal bisa menimbulkan gagal ginjal kronis. Arteri retina mata juga bisa rusak akibat hipertensi.

Apakah saya memerlukan penanganan secepatnya?

Anda perlu mendapat penanganan sesuai tingkat tekanan darah plus faktor risiko lain yang dapat merusak pembuluh darah, misalnya kencing manis, merokok, atau kegemukan. Jadi penanganannya dapat berbeda dari satu orang ke orang lain dan tidak selalu bergantung pada tingkat tekanan darah tertentu.

Tekanan darah dengan rata-rata sebesar 160/100 mmHg atau diatasnya dalam berbagai pengukuran paling baik ditangani dengan obat (lihat tabel, bawah).

Tekanan darah tinggi yang ringan (di anatara 140/90 dan 159/99 mmHg), baik melakukan pemeriksaan secara teratur tapi tidak diterapi jika kerusakan arterinya terbukti rendah. Ini sering terjadi pada orang muda, khususnya wanita muda.

Di sisi lain, tekanan darah tinggi yang ringan, paling baik ditangani pada lansia dan orang yang telah mengalami gejala kerusakan tekanan darah, misalnya penderita angina.

Anda mungkin perlu pemeriksaan dokter selama tiga atau enam bulan sebelum memulai terapi.

Untuk hipertensi ringan, lini pertama perawatan medis seringkali berupa tablet diuretik.

Obat untuk menangani tekanan darah tinggi

Jenis obatApa yang dilakukan obatDigunakan olehTidak digunakan olehEfek samping kadang-kadang
Diuretikmembuang garam dan airLansiaPenderita gout atau diabetesGout; Impotensi
Bloker (penyekat) betaMemperlambat denyut jantungOrang mudaPenderita angina, penderita asmaJari tangan dan jari kaki dingin; tungkai lelah; mimpi nyata; impotensi
Inhibitor (penghambat) aceMerelaksasi dinding arteriPenderita kencing manis atau atau gagal jantungWanita yang sedang atau mungkin hamilBatuk kering; tenggorokan tidak nyaman, mencret
Bloker kanal kalsiumMerelaksasi dinding arteriPenderita anginaPenderita gagal jantungPergelangan kaki bengkak; kulit memerah, sembelit
Bloker alfaMemperlmabat denyut jantungPria dengan gangguan prostatPenderita asmaSakit kepala; pusing; mulut kering
Antagonis angiotensin IIMerelaksasi dinding arteriPenderita anginaPenderita gagal jantungPergelangan kaki bengkak; kulit memerah

Penanganan Hipertensi

Penyakit tekanan darah tinggi biasanya tidak dapat sembuh tapi terapi dapat mengendalikannya. Jika Anda menderita hipertensi sangat ringan, cara paling efektif menurunkan tekanan darah seringkali adalah mengubah gaya hidup.

Jika tindakan pertolongan mandiri tidak berhasil, dokter mungkin meresepkan obat anti-hipertensi. Obat ini bekerja dengan berbagai cara, dan Anda mungkin hanya menerima resep satu jenis obat atau beberapa kombinasi obat. Ada banyak obat untuk terapi tekanan darah dan obat tersebut menurunkan tekanan darah perlahan selama beberapa pekan atau bulan.

Apakah obat darah tinggi menimbulkan efek samping?

Sebagian besar orang tidak merasakan efek samping dan merasa baik-baik saja, tapi beberapa orang merasakan efek samping dari obat. Untungnya efek samping hanya sedikit, tapi salah satu efek yang tidak nyaman adalah impotensi. Jika Anda mengalami imptensi, tanyalah dokter apakah ini efek samping obat dan apakah dokter dapat mengganti obat.

Wanita

Pada wanita harus memerhatikan hal berikut:

  • dengan tekanan darah tinggi dapat menerima terapi sulih hormon
  • yang meminum pil kontrasepsi harus memeriksakan tekanan darahnya setiap enam bulan sekali.

Apa harapan yang ada

Pada sebagian besar kasus, perubahan gaya hidup dan terapi obat dapat mengendalikan tekanan darah dan mengurangi risiko timbulnya komplikasi. Anda mungkin harus tetap melakukan tindakan ini selama seumur hidup.

Pertolongan mandiri pada hipertensi

Anda dapat menolong diri sendiri dengan mengubah gaya hidup Anda. Ada hubungan yang erat antara kegemukan dan meningkatnya tekanan darah.

Jika berat badan Anda berada di atas batas normal sesuai tinggi badan, Anda harus berupaya menurunkan berat badan Anda. Anda tidak perlu mencapai berat badan ideal. Cobalah berada dalam batas normal sesuai tinggi badan. Menurunkan 10 kg dapat mengurangi 20 poin angka bawah tekanan darah.

Jika Anda tidak dapat menurunkan berat badan sendiri, temui ahli gizi untuk mendapatkan anjuran tentang pola makan. Anda tidak perlu berhenti makan semua makanan yang Anda sukai.

Makan makanan berikut:

  • ikan
  • daging putih (misalnya, ayam tanpa kulit)
  • keju cottage
  • yoghurt rendah lemak
  • susu semi-sekim atau sekim
  • sayuran segar
  • buah
  • biji-bijian.
makanan yang bagus untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi

Jangan makan makanan berikut:

  • mentega
  • keju
  • susu tinggi lemak
  • gorengan dan kudapan
  • kue
  • biskuit
  • cokelat
  • daging berlemak
  • minuman alkohol.

Batasi garam Anda. Asupan garam yang tinggi meningkatkan tekanan darah 10 poin. Garam juga meningkatkan jumlah cairan yang Anda simpan dalam tubuh. Sebagian besar garam yang kita makan berasal dari makanan olahan.

Olahraga dan berhenti merokok.

Sumber: Docs

Total
0
Shares
1 comment
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article
penyakit arteri koroner

Penyakit arteri koroner: Penyebab, gejala, penanganan

Next Article
Penyebab, gejala, Penanganan infeksi ginjal (pielonefritis)

Infeksi Ginjal (Pielonefritis) - Penyebab, Gejala, Penanganan

Related Posts