Kolesistitis adalah peradangan dinding kandung empedu, biasanya menyertai batu empedu yang menyumbat aliran empedu, yaitu cairan yang dihasilkan oleh hati. Penderita kolestitis khas terjadi pada wanita yang tinggi sedang, gemuk, dan usia empat puluh.
Penyakit ini biasa timbul saat pintu keluar kandung empedu tersumbat oleh batu empedu. Cairan empedu terjebak di dalam kandung empedu mengakibatkan peradangan pada dindingnya. Infeksi bakteri kemudian timbul dalam empedu yang tidak mengalir keluar. Penyakit ini juga timbul pada orang yang tidak menderita batu empedu, tapi jarang terjadi.
Penderita batu empedu berisiko mengalami kolesistitis. Faktor risiko yang menyertai batu empedu berupa kegemukan, pola makan tinggi lemak, dan beberapa kelainan darah seperti anemia sel bulan sabit.
Gejala Kolesistitis
Gejala berbeda-beda dalam tingkat keparahannya. Biasanya timbul gejala dalam beberapa jam dan meliputi:
- nyeri berat yang menetap pada sisi kanan perut, tepat di bawah rongga rusuk
- nyeri pada bahu kanan
- mual dan muntah
- demam dan mengigil.
Ikterus, yaitu perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning, kadangkala dapat timbul. Gejala seringkali membaik dalam beberapa hari dan hilang setelah sekitar sepekan. Pada beberapa kasus, gejala akan memburuk secara progresif dan memerlukan terapi secepatnya.
Infeksi bakteri dapat menimbulkan lubang pada kandung empedu, walaupun jarang terjadi. Ini memungkinkan cairan empedu yang mengiritasi kandung empedu merembes ke dalam perut, dan menimbulkan peritonitis, kelainan serius berupa peradangan membran yang melapisi dinding perut. Kolesistitis juga dapat disertai oleh pankreatitis akut, yaitu peradangan pankreas yang timbul tiba-tiba dan terasa nyeri.
Apa yang dilakukan?
Dokter dapat menduga kolesistitis dari gejala dan setelah melakukan pemeriksaan fisik. Jika memang demikian Anda akan menjalani USG atau ERCP untuk memastikan diagnosis dan menentukan letak batu empedu.
Penanganan
Jika gejalanya ringan, Anda dapat menjalani asuhan keperawatan di rumah dengan antibiotik dan pereda nyeri.
Jika gejalanya berat Anda memerlukan penanganan di rumah sakit dengan infus, pereda nyeri, dan antibiotik.
Dokter akan membuang isi lambung melalui selang dengan pengisapan. Tujuan tindakan ini untuk menghentikan getah pencerna masuk ke dalam duodenum, yang akan menimbulkan kontraksi kandung empedu.
Walapun kolesistitis seringkali mereda setelah terapi dengan antibiotik, dokter biasanya menganjurkan Anda menjalani tindakan bedah untuk mengangkat kandung empedu guna mencegah kambuhnya gangguan tersebut. Dokter selalu mengambil tindakan bedah jika timbul komplikasi seperti berlubangnya kandung empedu.
Harapan yang ada
Pengangkatan kandung empedu setelah serangan kolesistitis mencegah kekambuhan. Dokter belum mengetahui apa dampak buruk jangka panjang pada sistem pencernaan jika kandung empedu hilang.
Sumber: Docs