Aterosklerosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

penyebab aterosklerosis, gejala, penyebab, dan penanganan

Aterosklerosis adalah kelainan atau penyakit penyempitan arteri akibat timbunan kolesterol dan zat-zat berlemak lain pada dinding arteri. Ini merupakan penyakit yang serius.

Jika arteri jantung dan otak mengalami aterosklerosis, maka berbagai gejala dan penyakit akan timbul. Pada jantung, gejala yang umum adalah angina dan palpitasi, sementara penyakitnya meliputi penyakit arteri koroner dan serangan jantung. Pada otak, gejalanya berupa pusing, jatuh mendadak, dan hilang ingatan, sementara penyakitnya meliputi stroke dan demensia. Tampak bahwa aterosklerosis adalah ciri utama dari banyak kelainan penting dan penjelasan bagi berbagai gejala.

Aterosklerosis adalah penyakit yang timbul akibat penyempitan arteri. Keadaan ini dapat menyerang arteri di berbagai bagian tubuh dan merupakan penyebab utama stroke, serangan jantung, dan gangguan sirkulasi tungkai. Trombosit berkumpul membentuk gumpalan pada permukaan timbunan lemak dan akan membentuk gumpalan darah. Gumpalan itu akan semakin besar dan pada akhirnya akan menyumbat arteri secara penuh.

Penyakit ini akan semakin sering terjadi pada saat kita beranjak tua. Namun, ini jarang menimbulkan gejala hingga sekitar usia 45-50 tahun. Hormon estrogen pada wanita membantunya mencegah perkembangan aterosklerosis. Hasilnya, risiko lebih rendah pada wanita sebelum mereka mencapai menopause daripada pria. Namun, pada usia 60 tahun, risiko wanita terserang aterosklerosis semakin meningkat hingga risikonya sama dengan pria. Di sisi lain, wanita yang mendapatkan terapi sulih hormon yang mengandung estrogen akan terus terlindungi dari penyakit ini.

Apa Penyebabnya?

Penentu sebagian besar risiko terjadinya aterosklerosis ada dua hal, kadar kolesterol darah, yang bergantung pada pola makan dan genetik, serta kecenderungan, sebagian genetik, mengalami pengumpulan kolesterol pada dinding arteri. Karena kadar kolesterol berhubungan erat dengan pola makan tinggi lemak, penyakit ini sering muncul di negara-negara Barat, yang penduduknya mengonsumsi makanan tinggi lemak. Pada beberapa kondisi, seperti diabetes melitus, terdapat kadar lemak darah yang tinggi yang tidak berhubungan dengan pola makan. Beberapa kelainan bawaan, seperti hiperlipidemia bawaan, juga menimbulkan kadar lemak darah yang tinggi.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko timbulnya aterosklerosis adalah merokok, tidak berolahraga secara teratur, tekanan darah tinggi, dan kegemukan, khususnya jika lemak tertimbun di sekitar pinggang.

Faktor Risiko

jantung dan aterosklerosis

Ada beberapa faktor risiko yang terbukti menimbulkan aterosklerosis. Karena penyakit ini timbul lebih dulu pada sebagian besar penyakit jantung, faktor risikonya juga berlaku pada kelainan jantung seperti angina, penyakit arteri koroner, dan serangan jantung. Ini berupa:

  • riwayat keluarga angina atau serangan jantung
  • merokok
  • diabetes melitus
  • koleterol darah tinggi
  • tidak berolahraga atau kegemukan
  • tekanan darah tinggi.

Gejala Aterosklerosis

Biasanya tidak terdapat gejala pada tahap awal aterosklerosis. namun jika arteri koroner yang memasok otot jantung tersumbat, gejalanya meliputi nyeri dada atau angina. Jika penyakit ini menyerang arteri tungkai, gejala pertamanya adalah nyeri kram saat berjalan akibat terganggunya aliran darah ke otot-otot tungkai.

Diagnosis

Karena aterosklerosis tidak menimbulkan gejala hingga aliran darah terganggu, Anda harus melakukan skrining untuk itu, memeriksakan kadar kolesterol darah, tekanan darah, dan diabetes melitus. Anda seharusnya memeriksakan kadar kolesterol dalam interval lima tahun setelah usia 20 tahun, jika Anda berisiko (lihat atas).

Kita memiliki teknik pencitraan canggih dengan sinar-X (angiografi) dan ultrasonik (pindai Doppler) yang menunjukkan aliran darah dalam pembuluh darah jantung, otak, dan paru-paru. Elektrokardiogram (EKG) akan memantau aktivitas listrik dari jantung. Beberapa pemeriksaan ini dapat Anda lakukan saat berolahraga untuk memeriksa bagaimana fungsi jantung Anda saat berada di bawah tekanan.

Penanganan Aterosklerosis

Tindakan pencegahan meliputi gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, tidak merokok, olahraga teratur, dan menjaga berat sesuai tinggi badan.

Jika Anda sehat tapi telah mengalami peningkatan kadar kolesterol darah, dokter akan menyarankan diet rendah lemak.

Anda mungkin ditawari obat yang menurunkan kadar kolesterol darah. Bagi orang yang pernah mengalami serangan jantung, penelitian telah menunjukkan bahwa menurunkan kadar kolesterol darah dapat mendatangkan manfaat. Asalkan kadar kolesterol berada dalam batas normal bagi orang sehat.

Dokter Anda mungkin meresepkan sebuah obat seperti aspirin dosis rendah untuk mengurangi risiko pembentukan gumpalan darah pada lapisan arteri yang rusak.

Jika Anda diperkirakan berisiko tinggi mengalami komplikasi, dokter mungkin akan meganjurkan penanganan lain, seperti angioplasti koroner, yaitu suatu balon yang dikembangkan dalam arteri untuk memperlebar arteri tersebut dan memperbaiki aliran darah.

Jika aliran darah ke jantung benar-benar terhambat, Anda mungkin akan menjalani bedah pintas koroner (coronery bypass surgery) untuk mengembalikan aliran darah.

Harapan

Setiap penyakit ada obatnya, harapan sembuh selalu ada. Pola makan dan gaya hidup sehat akan memperlambat berkembangnya aterosklerosis pada sebagian besar orang. Jika Anda mengalami serangan jantung atau stroke, Anda dapat mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut dengan melakukan tindakan pencegahan.

Sumber: Miriam.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article
apa bahaya kolesterol

Apa itu Kolesterol - Definisi, Jenis, dan Bahayanya

Next Article
Ikterus (Jaundice), atau Penyakit Kuning

Ikterus (Jaundice), atau Penyakit Kuning

Related Posts